Sabtu, 04 Februari 2012

Pascal Of The Month => Ahmad Wiza Walady : "Ternyata Jawaban Allah Lebih Indah…."

Pascal Of The Month :
Ahmad Wiza Walady : 
"Ternyata Jawaban Allah Lebih Indah…"



Pintar, aktif, dan langganan ranking di Pascal. Siapakah dia?
Dialah Ahmad Wiza Walady atau biasa disapa Wiza (bukan Wijen ya)!

Ya, belum lama ini cowok kelahiran Jakarta, 29 Maret 1993 (pernah lahir juga toh) ini diterima sebagai penerima beasiswa Bidik Misi UIN untuk jurusan Perbankan Syariah. Alhasil, semenjak itulah ia harus mengikuti berbagai peraturan yang telah ditetapkan oleh si pemberi beasiswa. Salah satu peraturannya adalah menetap di ma’had.

Selama tinggal di ma’had tentu ada cerita-cerita menarik dan berkesan. Ma’had tidak sebatas tempat mencari ilmu, tetapi juga sebagai wadah untuk mencari teman ‘dunia-akhirat’. Segalanya dilakukan secara bersama-sama disini. Seperti apa ceritanya? Tak usah berpanjang-panjang, dengan rendah hati Wiza bersedia berbagi ceritanya kepada kita disini. Yuk simak!

Cie.. cie.. yang dapet beasiswa. Nyangka enggak sih kalau kamu akan mendapatkan beasiswa bidik misi?

Pada awalnya gue nganggep Bidik Misi itu biasa aja seperti angin lewat. Soalnya gue pikir Bidik Misi di UIN itu hanya pada jurusan-jurusan tertentu yang kurang peminatnya. Hal itu bisa dilihat pada anak Bidik Misi tahun 2010 kalau mereka yang mendapat Bidik Misi hanya pada jurusan tertentu saja dan emang jurusan-jurusan tersebut enggak ada yang gue minatin juga. Jadi gue pikir gue enggak ngarep-ngarep juga dapet Bidik Misi ini sebab yang gue harapin adalah beasiswa dari kementrian agama RI.
Sampai pada akhirnya kakak kelas gue yaitu Ilham menawari gue untuk ikut Bidik Misi. Awalnya gue kurang berminat untuk ikut. Namun setelah dia menjelaskan bahwa kita bisa milih jurusan apa saja selama ikut Bidik Misikecuali FKIK, FISIP dan beberapa juruasan di FEB dan SAINTEK, akhirnya gue tertarik. Lagipula gue pikir enggak ada salahnya juga untuk mencoba. Nah, dari situ gue ambil deh jurusan Perbankan Syariah. Gue ambil jurusan itu karena sekarang prospeknya bagus. Ya udah, gue siapin dah tuh berkas-berkas yang diperluin mulai dari ijazah, surat pengantar, sertifikat-sertifikat, dan lain-lain.
Kalau boleh jujur, sebenarnya jurusan yang gue tuju adalah jurusan Farmasi.  Jadi ketika pendaftaran Ujian Mandiri UIN gue milih 2 pilihan. Pilihan 1 jatuh pada Farmasi sedangkan pilihan ke 2 nya jatuh pada Perbankan Syariah. Begitu hari pengumumam gue dinyatakan lolos di Farmasi UIN. Tadinya gue seneng banget namun semakin lama gue malah semakin bimbang. Gimana enggak ternyata nama gue juga lolos di jurusan Perbankan Syariah! Alhasil perasaan gue pun campur aduk saat itu. Gue bimbang, galau, bingung, cemas, ragu, bahagia, seneng. Mana yang harus gue ambil?
Kedua-dua jurusan itu bagus. Sejujurnya gue pengen masuk farmasi tetapi kenyataan yang ada seolah membuat gue untuk melihat ‘emas’ yang lain. Akhirnya setelah gue pikirin masak-masak gue pun memutuskan untuk mengambil jurusan Perbankan Syariah. Itupun juga gue milih berkat masukan dari orang-orang terdekat gue. Finish! ketok palu tiga kali ; Perbankan Syariah lah! Ya meskipun awal-awalnya sempat ada penyesalan yang membuat pala gue muter 540 derajat tapi kian lama rasa penyesalan itu pudar juga. Jadi gue enggak menyangka kalau gue masuk Bidik Misi soalnya itu bukan harapan awal gw mendapatkan beasiswa.

Wah pilihan yang berat ya.. hmm.. Tapi dibalik kesulitan pasti ada hikmahnya dong. Apa sih hikmah yang bisa kamu ambil dari apa yang kamu alami?

Hikmah yang bisa gue ambil karena enggak jadi di Farmasi salah satunya adalah  gue bisa meringankan biaya orang tua terhadap biaya perkuliahan gw. Selain itu gue juga berhasil mencapai cita-cita gue yaitu kuliah harus dengan dana beasiswa. Dan yang paling terpenting adalah banyak pelajaran yang gw ambil di Ma’had. Gue enggak bisa membayangkan gimana jadinya kalau gue masuk di Farmasi. Mungkin gue gak akan ketemu dan mengenal lebih dekat orang-orang yang berkompeten yang tinggal di Ma’had.
Dari sini gue belajar bahwa sesuatu yang kita anggap cocok dan pas dengan kita terus kita dan tinggal selangkah lagi namun pada kenyataannya kita tidak bisa mendapatkan sesuatu tersebut, Jangan khawatir! Ketahuilah, sesungguhnya Allah punya maksud yang lebih indah daripada apa yang kita harapkan sendiri. Dan gue mempercayai itu, entah kapan, semua itu akan terjawab dengan waktu yang terus berjalan.

Like this! Ceritain dong suka duka kamu selama tinggal di ma’had? Pasti banyak cerita seru disana!
Siapa saja yang mendapatkan bidik Misi maka ia wajib tinggal di Ma’had selama 2 tahun. Itulah peraturan Bidik Misi di UIN. Walaupun yang diwajibkan tinggal di Ma’had itu anak Bidik Misi 2011 aja. Suka duka ya? Banyak!
Sukanya…. Disini banyak pembelajaran yang bisa kita ambil. Misalnya dalam hal keragaman. Emang sih mayoritas penerima beasiswa Ma’had berasal dari Pulau Jawa, tapi tetap saja beragam. Dari situ gue jadi lebih tahu tentang karakter-karakter orang berdasarkan asal daerahnya itu. Walaupun gak sepenuhnya asal daerah itu dijadikan patokan untuk menilai seseorang, tapi setidaknya gue belajar dari keberagaman itu.
Apalagi ya… oh ya! Kebersamaannya! Tiap ada sesuatu itu dishare bersama. Terus juga, karena kita yang dapet Bidik Misi diprogramin dari pihak UIN, jadinya kita dikasih kelas tambahan, yaitu Bahasa Arab, Inggris, Qira’atul Kutub, Muhadharah, n’ Tahsin wa tahfizhul Qur’an. Sedikit banyak jadi ada suatu masukan energi (+) di dalam diri. Terus juga berhubung di Ma’had banyak kakak kelas yang jurusannya sama, jadi gue bisa tanya-tanya kalo ada pelajaran yang gue kurang ngerti.
Dukanya ? apa ya dukanya ? Mungkin palingan perabotan atau barang-barang gue suka enggak jelas keluar dari kamar, tanpa izin terlebih dahulu. Jadinya gw kerepotan nyariin. Terus juga mungkin peraturan yang agak ketat. Salah satu bentuk peraturannya adalah kita semua penghuni Ma’had harus sudah tiba di Ma’had jam setengah 6 sore tiap hari Senin-Jumat. Selain itu kita juga disuruh untuk ikut Organisasi di Ma’had sehingga kurang ada perizinan kalau kita berorganisasi di luar Ma’had. Selain itu juga enggak ada perizinan keluar jam malam/ bolos kelas di ma’had untuk kegiatan-kegiatan lain, kecuali sakit dan hal yang bersifat mendesak.

Wah kayaknya seru nih! Oh ya ngomong cita-cita, apa sih cita-citamu yang belum kesampean?
Cita-cita yang belum kesampean masih banyak. Soalnya gw masih dalam proses untuk menggapai cita-cita tersebut. Doakan yaa kata ‘dalam prosesnya’ (iya.. iya.. kita doakan kok) itu dicapai dengan interval waktu yang mudah”an cepat, amin. (amin..)
Simpel aja sih. Gue pengen banget membahagiakan orang tua, entah bagaimana carnya dan dengan apa …

Kalau udah tercapai jangan sombong-sombong ya. Bicara cita-cita bicara juga tentang kesuksesan.  Apa sih menurutmu arti kesuksesan itu?
Kesuksesan menurut gue adalah sebuah perjalanan yang punya tempat check point tapi enggak mempunyai ujung.
Anggap saja check point yang kita udah raih itu satu kesuksesan, tapi masih banyak suatu kesuksesan lain di tempat check point tersebut yang belum kita raih, dan meraihnya harus dengan DUIT (inget kata Pa Balya waktu kita jalan sehat yaitu Do’a Usaha Ikhlas Tawakkal)

DUIT saja hapal! Oke deh Wiza. Kita tunggu kesuksesanmu ya!  :)